Permainan

Naskah Drama dengan judul Permainan

PERMAINAN

Meri :    Jika rembulan dengan sinar kemerah-merahan menjadi redup, maka malam akan gelisah. Demikian pula dengan perasaan yang selama ini menjadi menjadi pijakan untuk mencintaimu, semakin hari aku merasakan tak lagi riang dengan parasmu yang tak lagi kunjung mempesona,
Ayah :   Ocehan yang kau lontarkan menyakiti hatiku Meri.                    
Meri :    Maafkan aku……., aku sangat mencintaimu, kendati kondisi seburuk ini.
Ayah :    Aku yakin, semakin kau menyakitiku semakin aku akan menjadi perisai yang kuat buatku.
Meri :     Jangan terlalu berprasangka. Aku menyanyangimu bukan  karna cinta , melainkan karna         kebenciaan.
Ayah :    Jangan gila, seandainya kau membenciku kau tidak akan pasrah ketika aku menidurimu.
Meri :     Jangan salah saying. Akum mau kau tiduri karna aku menganggap kau adalah suamiku, aku hanya menjalankan kewajibanku.
Ayah :      Tapi kau menikmatinya ………………
Meri :      Sekedar pelepas nafsu ………….
Ayah :      kurang ajar………………
Meri :      Jangan pernah mengajariku greenhorn, karna kau punya otak yang besar untuk berfikir            bagaiman cara menghancurkan seseorang, apalagi kau saying.
Ayah :      Binatang malam, bias-bisanya kau mencintaiku …………….
Meri :      Kenapa tidak……….., kau gagah saying …………
Ayah :      Jangan kau sentuh wajahku jalan …………
Meri :      Nampaknya kau sangat marah……………., suamiku ………
Ayah :      Aku bukan suamimu.
Meri :      Jangan berkata seperti itu ……………., walau bagaimanapun kau pernah bersumpah akan     menjadi suami yang baik untukku
Ayah :      Itu dulu………..
Meri :      Dan sekarang ?
Ayah :      Entahlah …………, meri aku sangat mencintaimu, sosok sepertimu adalah dambaanku.
Meri :      Ha……. ha ……… ha, sudah kubilang jangan pernah ucapkan itu lagi saying, karna aku       tau kau sedang pura-pura.
Ayah :      Untuk apa?
Meri :      Untuk kesenangan …..
Ayah :      Kesenagan apa?
Meri :      Kesenangan batinmu yang buas.
Ayah :      Tak lagi Meri, kau lihat kondisiku. Aku tak berdaya………..
Meri :      Kakimu bisa saja lumpuh, tapi tidak dengan otak, hati, dan nafsumu.
Ayah :      Itu dulu Meri………..
Meri :      ( Menampar ) dasar bagal………..
Ayah :      Kau menamparku Meri ………, bagal ………… kau mengataiku bagal. Aku bukan kuda       yang berotak keledai.
Meri :      Tapi itu pantas menjadi julukanmu, laki-laki dungu yang tak berdaya.
Ayah :    ( Tertawa sinis ) kau bukan hanya sekedar pembual tapi juga seorang ………………..
Meri :      Upsssss ………… ( isyarat menghentikan pembicaraanya  ) apa kau masih ingat sewaktu kau   mengajakku mengunjungi sungai red. Aku mengatakan sesuatu kepadamu ……………, kau ingatkan sungai red menjadi kisah yang teramat indah, aku ingin kembali ke inggris dan menikmati sungai red, ha….. ha ….. ha …..
Ayah :      Tapi bukan denganku ……...
Meri  :     Lantas dengan siapa, kalua bukan denganmu ……..? ha …… ( mencekik leher suaminya )
Ayah  :      ( mengeram kesakitan )
Meri  :     ( Panik ) Sayang……. Sayang …………
Ayah :      ( Batuk ) kau mau membunuhku Meri( tanganya mampir dengan amat keras di pipi Meri )
Meri :      Maafkan aku saying ………….., tapi aku mencintaimu ….., sungguh …………, tolong         percaya kepadaku ……….. Yos.
Ayah :      Baringkan aku.
Meri :      Kau tidak apa-apa Yos ?
Ayah :      Ambilkan aku segelas air
Meri :      Miumlah Yos ………
Ayah :      Aku ingin istirahat
Meri :      Mau aku pijat
Ayah :      Tidak usah.
Meri :      Aku pergi Yos………

Meri berlalu, tanpa sepatah katapun dari Yos. In Stage Sherly istri pertama Yos.

Sherly :     Ada apa ? kau baik-baik saja ? ada apa denganmu Yos…….. ?
Yos      :     Apa kematian itu indah ?
Sherly :     Bagaimana aku bias menjawabnya, sedangkan kita berdua belum pernah mati Yos ……. ?
Yos       :     Kematian adalah puncak dari segalah keindahan dunia jika khakekat dunia itu benar-benar ada pada kematian maka saat ini juga akum mau.            
Sherly :     Yos, jangan mengatakan itu lagi, aku sangat mencintaimu, dan tak ingin kehilangan dirimu secepat itu. Aku masih ingin menikmati kehangatan tubuhmu, kelembutan buaian tanganmu, dan yang terpenting kau belum ………..
Yos       :     Belum apa ?
Sherly :     Maksud aku, kau belum punya keturunan…………
Yos       :     Apa kau menginginkanya ?
Sherly :     Ya Yos …… aku sangat menginginkanya, apalagi itu janinmu.
Yos       :     Untuk apa ?
Sherly :     Untuk masa depan kita Yos ……………., kalua kau punya anak, maka kau akan punya pewaris yang akan melanjutkan usaha kita…………, dan akan menjadi penerus nama keluarga kita.
Yos       :     Untuk apa ?
Sherly :     Sangat penting.
Yos       :     Keturunan bukanlah segala-galanya. Terpenting adalah ketenagan jiwa ?
Sherly :     Maksudmu, aku tak mengerti, lagi pula kau mulai ngaur, Bahasa kita tak nyambung yos.
Yos       :     Apa kau mencintaiku ?
Sherly :     Untuk apalagi kau mempertanyakan hal itu, aku bosan untuk menjawabnya. Seandainya saja aku tak mencintaimu , untuk apa aku menemanimu hingga sepuluh tahun.
Yos       :     Kau tidak membual kan ………
Sherly :     Aku kecewa Yos.
Yos       :     ( Menahan Sherly yang bergegas meninggalkan ruangan itu ) jangan pergi ? masih banyak pertanyaan untukmun.
Sherly :     Jika itu melukai hatiku, lebih baik tidak usah kau pertanyaakn Yos.
Yos       :     ( Tak peduli ) apa setiap kali kau kutiduri kau merasa puas.
Sherly :     Yossssssssssssss
Yos       :     Apa kau menemaniku bukan karna kasihan atau karna kekayaanku.
Sherly :     Pertayaanmu menyakiti hatiku Yos.
Yos       :     Setiap kali kamu bermimpi, apakah kamu berambisi untuk mendapatkannya?
Sherly :     Kau semakin menyakitiku Yos…………, tapi asal kau tahu, cinta yang kau terima dariku tulus.
Yos       :     Aku tidak percaya ……… ?
Sherly :     Aku pergi Yos.
Yos       :     Sherly, sekali kau beranjak dari tempat ini, aku tidak akan mengakui kau sebagai, istriku lagi.
Sherly :     ( Berlalu tanpa sepatah kata )

Di depan pintu Meri muncul membawa the untuk Yos.

Meri    :     Sudah ku katakana dari awal, perempuan sepertimu tak layak berada di tempat ini.
Yos       :     Jaga mulutmu perempuan jalang.
Meri    :     Andai perempuan sundal ini tidak ada, kau akan mencintaiku sepenuh hati Yos.
Sherly :     Kau akan mendapatkan Yos sepenuhnya, kalua aku sudah menjadi mayat.
Meri    :     Lihat Yos……, perempuan mandul ini sangat mengharapkan dirimu untuk tetap mencintainya.
Yos       :     Hentikan ocehan kalian, kalian berdua perempuan gila.
Sherly :     Bukan saya yang gila, tapi perempuan sundal ini menjadi penghancur keluarga kita.
Meri    :     ( Melemparkangelas di tangannya ke depan meri )
Sherly :     ( Sherly berlalu dengan mata berkaca-berkaca )
Yos       :     Kau yakin tidak menyakiti hatinya.
Meri    :     Jika itu membuat saya tenang dan bahagia Yos, dan kaupun suka kan dengan sikapku ini.
Yos       :     Kau akan membunuhnya,dia akan mati karna tertekan.
Mery   :     Tapi kau suka kan Yos, kau tidak mencintainya.
Yos       :     Aku menyanginya
Meri    :     Kau bohon Yos, sudahlah aku tau perasaanmu kepadanya.
Yos       :     Aku ingin bersamanya malam ini. Bawa aku ke kamarnya.
Meri    :     Hanya untuk mala mini.

Meri mengantar Yos ke kamar sherly. Out Stage / Meri dan Sherly Instage

Meri    :     Bagaimana apa kau sudah memastikan kau bias membahagiakan Yos. Aku beri kau Sembilan bulan lagi, kalua dalam waktu Sembilan bulan kau tidak bias membahagiakan Yos, berarti kau harus angkat kaki dari sini.
Sherly :     Kau tidak berhak mengaturku seperti itu.
Meri    :     Aku pemilik sah di tempat ini.
Sherly :     Jangan terlalu mengada-ngada, kau terlalu bermimpi ratu ( menyindir )
Meri    :     Kau membuat telingaku panas.
Sherly :     Sayang kau permpuan yang hebat mampu meluluhkan hati si harimau. Dan tidak harus mendapatkan bekas merah di pipim.
Meri    :     Ternyata kau sadar, kalua dia tidak mencintaimu.
Sherly :     Kau lagi-lagi bermimpi, dan tak menggunakan akas sehatmu. Mana mungkin dia mau tidur denganku semalaman jika dia tidak mencintaiku.
Mery   :     Itu karna dia kasihan denganmu.
Sherly :     Kau salah lagi, tapi sudahlah aku tak mau buang-buang waktu hanya untuk mendengar perkataanmu yang ngawur itu.
Meri    :     Kau mau ke mana
Sherly :     Menurutmu…… !
Meri    :     Bayi lahir dari merekahnya Rahim Ibu, manusia lahir dari merekahnya dunia, manusia mati Karena tak punya keyakinan, itu yang terjadi denganmu.
Sherly :     Lagi-lagi kau keliru. Meski setiap orang ahli dalam seni intrerprestasi, mengajari Singa berlalri gemulai bagiakan rusa betina, tetap saja dia akan dianggap sebagai singa .
Meri    :     Wel-wel-wel, sungguh liar.
Sherly :     Aku tau watakmu serigala, tapi ingat sebuas-buasnya srigala dia bias menjadi mangsa seekor cacing.
Mery   :     Oh…… Ya…. !!!

                    Sherly keluar tanpa menghiraukan perkataan Meri. Selanjutnya Yos yang dari tadi memanggil Meryi, dating dengan kursi rodanya. Dan menyaksikan percakan sang nyonya dengan pembantunya.

Meri    :     Bersihkan ruangan ini, pindahkan letak senapan itu, dan kau kori. Lekas cari isi untuk senapan.
Kori      :     ( Si dungu Kori bergegas keluar )
Meri    :     Bram segera kau bersihkan ruangan ini. Jangan ada sedikitpun debu yang menempel.
Yos       :     Untuk apa isi senapan kau beli, dan kenapa kau pindahkan posisi senapan itu.
Meri    :     Yos ………, kau kesini, kau bias memanggilku, atau Bram untuk mebantumu saying.
Yos       :     Kakiku  memang lumpuh tapi aku masih punya tangan yang bias kau fungsikan.
Meri    :     Oh……., Aku lupa,
Yos       :     Atau sekedar basah basi.
Meri    :     Yos, sedingin itu kah kau hari ini. Apa lagi  yang perempuan mandul itu katakan kepadamu, sehingga kau bersikap sedingin ini padauk.
Yos       :     Kemana Sherly ?
Meri    :     Dia keluar, ada apa ?
Yos       :     Tinggalkan tempat ini akum au sendiri.

                    Mery oustage, dan Bram yang membersihkan setiap lekukan-lekukan dan cela-cela yang berpotensi untuk debu menempel, bergagas meninggalkan tempat itu, Laighting padam… Oh… Yos…, Terdengar teriakan dan jeritan yang sangat memecah gendang telinga , seiring dengan suara letusan senapan Mery dan Bram muncul dan mendapati Yos yang sedang duduk di kursi malasnya.

Meri    :     Ada apa Yos………, apa kau yang menjerit, kau menggangu aktifitas kami, aku sedang menunggu mimpiku yang indah, dan suara letusan itu.
Bram   :     ( Mendekati Yos dan melihat, meraba . sekujur tubuh Yos yang masih hangat )
Meri    :     Apa yang kau lakukan ………,
Bram   :     ( Melihat kea rah Meri dengan penuh sinis, dan tajam. Tanpa mengeluarkan sepata kata )
Meri    :     ( Meri mendekati Bram dan mendorongnya sekuat tenaga ) kau langcang dungu ………., kau pikir tanganmu pantas menjamah tubuhnya
Bram   :     Tubuhnya tak lagi menyimpan Roh, ragahnya akan menjadi rangkaian-rangkaian debu yang akan di mintai pertanggung jawaban. Setiap manusia akan menerima itu.
Meri    :     maksudmu apa ? aku tak suka dengan bahasa-bahasa filosopimu itu.
Bram   :     Maafkan saya nyonya tapi, Tuan Yos telah tiada.
Meri    :     ( Menampar Bram ) Kau sungguh keterlaluan. Kau ku pecat Bram.
Bram   :     Maafkan aku nyonya, tapi saya tidak mengada-ngada. Nyonya bias melihat sendiri walaupun tubuhnya masih hangat, tapi wajahnya sudah pucat, dan denyut nadi di tanganya sudah tidak berfungsi lagi.
Meri    :     ( Menghampiri Yos yang terbujur kaku, dan mulai panik ) Yos……………Yos…………..Yos…………….
Bram   :     Kemungkinan besar 10 menit yang lalu, Tuan Yos meninggal
Meri    :     Bagaimana mungkin, siapa yang telah melakukan ini.
Bram   :     Tuan Yos dibunuh dengan cara di cekik.
Meri    :     Bagaimana kau mengetahuinya , jangan-jangan kau yang membunuhnya.
Bram   :     Setelah membersihkan ruangan ini, aku ikut bersama nyonya. Tidak mungkin dalam waktu 10 menit saya bias menghabisi nyawanya.
Meri    :     Lantas siapa….? Dan suara letusan senapan itu?
Bram   :     Itu cuma sekedar alibi nyonya, maaf nyonya lebih baik kita tunggu nyonya Sherly.
Meri    :     Bantu aku untuk membaringkanya.

                    Meri dan Bram bergegas membaringkan Yos. Keesokan harinya setelah prose pemakaman berlangsung, mereka berempat berkumpul untuk mencari siapa pembunuh Yos. Nampak Sherly yang berdiri di depan Foto Yos dengan penuh keharuan.

Sherly :     Ini yang kau bilang cinta, seandainya saja aku tidak keluar, pasti sampai hari ini kita masih bias melihat Yos.
Meri    :     Justru aku yang mau bertanya, kemana kau kemarin ?
Bram   :     Tuan Yos, terbunuh akibat cekikan, aku belum yakin kalua pembunuhnya itu permpuan. Melihat lingkar leher tuan Yos yang besar, sedangkan menurut sepengetahuan saya lingkar jari-jari permpuan tidak akan membentuk satu lingkaran, kalua kita mengambil ukuran jari-jari nyonya sama sekali tidak mungkin.
Sherly :     Apanya yang tidak mungkin, semua bias saja terjadi.
Meri    :     Lantas kau menuduhku, kau menuduh bahwa aku yang membunuhnya.
Sherly :     Kenapa tidak kau pernah beberapa kali mencekik leher Yos, sampai Yos mengeram kesakitan.
Meri    :     Bram kau satu-satunya saksi yang melihat aku ada di mana pada saat Yos menjerit, dan terbunuh, Tapi tunggu dulu….. ? kau belum menjawab pertanyaanku !  kau kemana saat kejadiaan. Dan bukanya semalam Yos bersamamu. Rencana yang bagus
Sherly :     Aku bersama Korl di supermarket.
Bram   :     Kejadian sekitar pukul 10 pagi 10 menit setelah nyonya meninggalkan rumah, dan sekitar 6 menit setelah nyonya menyuruh Korl untuk membeli isi senapan itu. Selanjutnya untuk berjalan keluar saja Korl hanya membutuhkan waktu sekitar 47 detik. Bagai mana mungkin nyonya bias bersama korl di supermarket.
Sherly :     Kau memojokkanku Bram !
Meri    :     Bukanya memojokkan, saya fikir Bram hanya berusaha mengungkap siapa di antara kita yang telah membunuh suami kita. Sherly aku tidak menyangka, kau betul-betul tertekan dengan kondisimu, dan melampiaskan kemarahanmu dengan membunuhnya.
Sherly :     Kemarin aku memang keluar pukul 10, tapi karna tidak ada taxi aku tidak jadi berangkat, setelah itu Korl datang. Kebetulan sekali Korl ingin menemani saya, bukan begitu korl ?
Korl      :     ( mengangguk )
Meri    :     Alibi yang bagus.
Sherly :     Anjing, kau membuatku panas.
Meri    :     ( menampar wajah Sherly. Dan menjambatnya ) Kau pembunuh……. Kau pembunuh……….
Sherly :     ( berbalik menjambat rambut meri ) bukan aku yang membunuh tapi kau Jalang.

                                Mereka berdua tiba -tiba berpelukan dan tertawa terbahak.

Meri    :     Kita berhasil ……. Kita berhasil …….
Sherly :     Kau memang cerdik, kau memang luar biasa
Bram   :     Maksud  Nyonya ……….. , apa yang terjadi
Sherly :     Dan kalian berdua juga akan mendapatkan upah dari kerja kalian.
Meri    :     Ending yang sangat luar biasa.
Sherly :     sekarang kalian berdua pergi dari tempat ini.